Makna Dari Sebuah Pengabdian


Setiap manusia dilahirkan kedunia melalui sebuah perantara. Seorang bayi pastilah dilahirkan oleh ibunda-nya. Begitu juga dengan kita sebagai manusia pasti dilahirkan oleh ibu kita. Ibu kita juga lahir melalui perantara yaitu nenek dan kakek kita, begitu juga dengan nenek dan kakek kita, dilahirkan oleh buyut kita dan seterusnya. Sudah sewajarnya bhakti kita tercurah untuk mereka-meraka yang telah menjadi perantara untuk kita terlahir kedunia. Bila kita tak mau dan tak ingin mengenal bahkan mendustakan mereka pastinya kita termasuk manusia manusia yang 'kualat' karena telah ingkar terhadap mereka-mereka yang telah menjadi perantara kita sampai saat ini.
Tidak menutup kemungkinan mereka mereka selama ini senantiasa 'njampangi' bagi kita semua sehingga kehidupan terus berlangsung hingga saat ini. Tidak boleh bagi kiita seperti sebuah pepatah yang mengatakan bahwa 'kacang lupa pada kulitnya'. Sehingga segala sesuatu yang kita kerjakan hanya akan menjadi sia sia belaka. Bahkan yang lebih parah lagi kita hanya akan mendapat azab karena telah lupa pada mereka yang telah menjadi perantara untuk kita semua.
Pengabdian kita yang utama dan pertama haruslah tercurah pada kedua orang tua kita yang masih hidup di dunia dengan cara merawat mereka baik baik dan memberikan kasih sayang kita kepada mereka sebagaimana kasih sayang mereka terhadap kita sewaktu kita baru lahir.Mencurahkan kasih sayang kita kepada mereka tanpa pamrih. Pengabdian kita selanjutnya haruslah tercurah kepada para leluhur sebagaimana leluhur yang telah menjadi perantara kita hingga saat ini. Yaitu dengan cara menelusuri dan mencari tahu asal usul dan urutan urutan keluarga, dan mencari tahu dimana tempat tempat makam makam beliau beliau di kebumikan. Setelah itu kita wajib merawat baik baik dan sering melakukan 'sowan' datang mengunjunginya.
Dengan begitu kita telah melakukan salah satu kewajiban sebuah pengabdian kita terhadap mereka sebagai mana mestinya jalan manusia yang sesungguhnya.
Selain cara cara diatas kita juga haruslah terus menerus menjaga harta warisan baik itu berupa materi maupun tatacara adat istiadat (budaya leluhur), yang wajib kita lestarikan. Bukan malah kita habis habiskan tanpa adanya tujuan yang jelas, bahkan yang bertentangan dengan kebudayaan leluhur kita.
Bangsa kita adalah bangsa yang besar yang memiliki banyak sekali ragam budaya yang wajib kita semua lestarikan.
Kita hidup di tempat yang konon adalah berupa tanah yang subur dimana kita tancapkan kayu-pun akan menjadi tanaman. Nusantara adalah Surga yang nyata yang kini ada di hadapan kita semua. Jangan pernah menciptakan Neraka yang akan membuat panasnya Surga Nusantara karena konflik horizontal yang sering terjadi hanya karena 'manut wudele dewe-dewe'.  Kerusakan yang terjadi akibat ulah manusia yang lupa terhadap leluhurnya, yang hanya mementingkan perut-nya sendiri sendiri. Tidak mau menjaga warisan leluhur bahkan menghabis habiskan hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan. Bahkan 'direwangi paten patenan ' hanya karena berebut harta warisan.
Bagaimana para leluhur akan ridho jika apa yang mereka wariskan ternyata hanya membuat kehancuran. Namun itu semua ada 'kolo mongsone', semua akan mendapat timbal baliknya, siapa menanam pasti akan panen apa yang ditanamnya.
Semoga kita semua selalu terjaga dari sifat 'kacang lupa pada kulitnya', sehingga kita selalu 'eling' akan 'sangkan pananing dumadi', yang menjadikan kita manusia manusia yang selalu menjaga tradisi Budaya Nusantara yang terkenal yaitu 'Budi Pekerti Yang Luhur'. Sehingga tercipta kedamaian yang akan membawa Nusantara kepada Kejayaan sebagaimana cita cita luhur para pendahulu kita.

1 comment:

  1. betul banget itu kawand...kita mesti senantiasa inget akan kemana membawa arah kehidupan ini.

    ReplyDelete