Tirani Hati Yang Mendua

Hatiku tak sanggup berbohong atas apa yang kurasakan. 
Tak mampu ku menahan gejolak jiwa yang terus meronta ronta. 
Ingin sekali menjerit dan berteriak.
Berteriak layaknya seorang bocah yang menginginkan sesuatu yang tak terlaksana. 
Menjerit laksana seseorang yang tak sanggup menahan sakitnya sayatan pisau dapur di dadanya. 

Lagu lagu cintapun menambah sakitnya apa yang dirasakan. 
Lagu lagu sedih hanya menambah beban yang menjadi pikiranya. 
Entah apa yang sedang ku rasakan ini. 
Timbul gejolak jiwa dalam hati untuk sebuah Nama. 

Tak kan ku sebut namun tersebut. 
Tak ku panggil namun terpanggil. 

Dan harus berapa lama ku harus menunggu bila memang tak berkesudahan. 
Perasaan yang kedua untuk hati yang mendua. 
Tak pernah terbayang sebelumnya. 
Ternyata sampai pula dan menjadi sesuatu yang membebaniku. 

Tak ingin perasaan ini. 
Tirani Hati Yang Mendua untuk kesekian kalinya. 
Dan ini mungkin tak akan lama. 
Karena hanya sebuah Tirani dan bukanlah sebuah cahaya yang sebenarnya. 
Sebab apabila Tirani telah terbuka akan tersingkap cahaya yang sesungguhnya. 
Cahaya yang menerangi di kehidupan ini untuk selamanya. 
SEMOGA

No comments:

Post a Comment